Tag Archives: mahabarata

Dresanala – tokoh wayang purwa.

Standard

Narasi dan gambar tokoh wayang disiapkan Agus Andoko

Tokoh wayang keluarga Arjuna, Mahabarata, Dresanala, Bathara Brama, Niwatakawaca, Negara Gilingwesi, Dewasrani, Bathara Guru , kawah Candradimuka, Negara Parangrukmi, Bathara Narada, Wisanggeni, Kresna.

 

Dresanala. (Isteri Arjuna)

 

Anak Bathara Brama ini adalah salah satu dari empat bidadari yang diperistri Arjuna sebagai hadiah telah membunuh Niwatakawaca, Raja Negeri Gilingwesi yang memporakporandakan kahyangan.

 

Saat hamil, Dresanala dipaksa Bathara Brama berpisah dengan Arjuna yang telah kembali ke dunia, untuk dinikahkan dengan Dewasrani. Brama lebih memilih bermenantukan Dewasrani, anak Batara Guru, rajanya para dewa. Dresanala yang masih mencintai Arjuna menolak kehendak ayahnya dengan alasan dalam keadaan hamil. Brama yang temperamen dan sangat berambisi besanan dengan Batara Guru itu menghajar anak perempuannya dengan harapan jabang bayi yang ada dalam kandungannya keluar.

 

Betul juga, jabang bayi yang belum saatnya lahir itu pun keluar dan oleh Brama dibuang ke Kawah Candradimuka, ibunya lalu diserahkan kepada Dewasrani di Parangrukmi. Ajaibnya, bukannya mati terbakar, jabang bayi laki-laki itu justru tumbuh sangat cepat. Keluar dari kawah, jabang bayi telah menjadi laki-laki dewasa. Batara Narada yang sejak awal mengawasi kejadian itu memberi nama anak Dresanala tersebut Bambang Wisanggeni, dan menceritakan mengapa ia dibuang ke kawah.

 

Mendengar itu Wisanggeni mengamuk membabi buta di kahyangan dan tak satupun dewa bisa mengalahkan kesaktiannya. Wisanggeni berhenti mengamuk setelah Brama meminta maaf dan mengembalikan Dresanala ke Kahyangan dari Parangrukmi.

 

Tak satupun insan di arcapada yang bisa menandingi kesaktian Wisanggeni sehingga Batara Kresna yang mengetahui skenario perang Bharatayuda (dari Kitab Jitapsara) menyingkirkannya dari ajang perang tersebut. Sebab perang harus berjalan fair, kehadiran Wisanggeni akan membuat perang hanya berjalan sesaat dan kemenangan ada di pihak Pandawa.

.

Dresanala, isteri Arjuna.

 

.

 

Pandawa Muda & Pandawa Tua – tokoh wayang.

Standard

Pandawa Muda.

.

Ketika muda para Pandawa sering disebut dengan nama kecil nya masing-masing :

Yudhistira  =  Puntadewa.
Arjuna  =  Palguna.
Bima  =  Bratasena.
Nakula  =  Pinten.
Sadewa  =  Tangsen. 

.

.

Pandawa Tua.

.

Bp Suwadi Krijo Taruno, Jakarta Utara ; seorang pecinta wayang, kolektor wayang kulit purwa dari hasil ‘ corekan ‘ nya sendiri, penyusun buku ensiklopedi berisi foto tokoh wayang koleksi beliau ( berjudul ” Wayang Kulit Purwa gagrag Surakarta ” ) di akun Facebook nya mempunyai satu foto adegan Pandawa Tua ( di album Facebook Suwadi KT ) :

.

.

Di pakeliran wayang purwa Jawa, adegan paseban Ngamarta selalu seperti terlihat di atas.

Puntadewa (Yudhistira) berdiri di sebelah kanan ( mungkin untuk mem praktis kan adegan maka adegan paseban keraton, rajanya tidak ditampilkan duduk di singgasana ; demikian juga ketika adegan yang sama di pentas wayang orang ). Di sebelah kanan dan kiri Yudhistira duduk ( di pakeliran di perlihatkan wayang Nakula dan Sadewa ditancapkan di gedebog bawah ; jadi posisinya tampak lebih rendah dari Yudhistira ; kesannya Nakula dan Sadewa duduk ).

Bima dan Arjuna berdiri di sebelah kiri menghadap Yudhistira. Di pakeliran wayang purwa Jawa ( maupun di India ) Bima memang terkenal tidak bisa duduk, meskipun dia tidak bermaksud untuk tidak hormat kepada tokoh yang dihadapi.