Bima – tokoh wayang.

Standard

Bima. ( anak kedua Pandu – Kunti )

.

Tokoh wayang Pandawa, Mahabarata, Bima, Bratasena, Werkudara, Pandu, Kunti, Gajah Sena, Begawan Drona, Tirta Amertasari, Laut Selatan, Dewa Ruci, Ngagini, Dewa Anantaboga, Antareja, Arimbi, Pringgadani, Gatotkaca, Urang Ayu, Bathara Baruna, Antasena.

 

Narasi tokoh disiapkan oleh Agus Andoko.
Gambar, foto dan bahan pengayaan dikumpulkan & disiapkan oleh Budi Adi Soewirjo.

 

Sering juga disebut Bratasena atau Werkudara, Bima menjadi ikon tentang keteguhan hati manusia dalam menjalani apa yang diyakininya benar. Gambar Bima banyak dipasang di rumah-rumah orang Jawa sebagai simbol keteguhan hati.

Anak kedua Pandu – Kunti ini memiliki tubuh sentosa, tinggi besar gagah perkasa. Saat lahir bayi Bima terbungkus selaput yang tak seorangpun bisa membukanya. Hanya Gajah Sena, putera Bathara Guru yang berwujud gajah yang bisa membukanya dengan paksa. Selaput pembungkus bayi Sena berubah menjadi bayi juga, bernama Jayadrata yang kelak setelah dewasa bergabung dengan Korawa.

Keteguhan hati Bima ditunjukkan saat dia disuruh gurunya, Begawan Drona, untuk mencari Tirta Amertasari ( Air Kehidupan ) di Laut Selatan yang ombak besarnya bisa membunuh siapapun. Karena keteguhan hatinya, Bima menjalankan perintah itu, berjuang menghadapi berbagai rintangan, termasuk naga besar penjaga Laut Selatan. Terjadi perkelahian seru antara keduanya hingga hewan mengerikan itu terbunuh. Berada antara hidup dan mati karena lelah setelah perkelahian hebat itu Bima justru bertemu dengan Dewa Ruci, sejatinya Bima sendiri, dan Bima pun mendapatkan pencerahan.

Bima menikah dengan tiga wanita, Nagagini putera Dewa Anantaboga yang menurun kan Antareja, Arimbi raksasa perempuan dari Pringgandani yang melahirkan Gatotkaca dan Urang Ayu puteri Bathara Baruna yang menurunkan Antasena.

Bima juga dikenal tidak membeda-bedakan orang. Ia digambarkan selalu “ngoko” ketika berbicara kepada siapapun , menunjukkan ia tidak membeda-bedakan orang berdasarkan pangkat dan kedudukan.

.

.

Bahan pengayaan :

.

(1)

Gambar grafis di bawah ini adalah konservasi gambar wayang di buku ” Bratajoeda ” tulisan R Ng Kartapradja terbitan Bale Poestaka tahun 1937. Di dalam buku itu terdapat banyak gambar wayang karya Kasidi, D Tjarito ( Darmo Tjarita ), RM Soelardi. Konservasi berupa pemindaian ke dalam file digital JPG dengan resolusi tinggi.

Mengapa dipindai dengan resolusi tingi ? Pertama, tentunya pindaiannya jelas. Kedua, jika ditampilkan di monitor gambarnya bisa besar. Ketiga, jika dicetak – dengan ukuran sampai A2 ( setengah lembar koran ) – hasilnya tidak pecah. Jadi bisa menjadi sarana studi bagi peminat seni kriya wayang.

.

.

(2)

Berikutnya akan disajikan beberapa ‘boneka’ wayang dari tokoh yang sama. Tokoh Bima atau nama lainnya Werkudara, dengan berbagai WANDA atau penampilannya berbeda.

Dalam pewayangan ; bentuk penampilan total – perpanduan posisi tubuh, posisi kepala/wajah, ekspresi wajah, pewarnaan wajah dan tubuh – biasa disebut WANDA WAYANG.

( Di bagian lain blog ini kami akan menyajikan tulisan tentang wanda dan tautan ke ebook-ebook – yang bisa diunduh gratis dari internet – yang membahas wanda. )

 .

Foto wayang Wrekudara yang akan ditampilkan adalah foto wayang koleksi bp Bima Karangjati dari Karangjati, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Wayang-wayang ini adalah dari gagrak Surakarta.

.

(2 a)

Wrekudara wanda Lintang cemani buatan Sanggar Wayang Wawan Sondakan.
Hasil eksperimen Mas Hernot Sarwani, dua blak wonda Lintang, satu diglembeng, satu awak disungging cemani… Hasilnya: awak gembleng maupun cemani, sama-sama grennngg-nya….Jarak plemahan-bahu depan: 48 cm, jarak plemahan ujung atas: 69 cm.

cemani = hitam
awak gembleng = badan diberi warna emas

.

.

(2 b)

Wrekudara wanda Gurnat buatan mas Satina Manteb.
Werkudara wanda Gurnat yang dijujud (80cm) karya mas Satina Manteb.

dijujud = ditinggikan. Wayang nya lebih tinggi.

.

.

(2 c)

Wrekudara wanda Bambang buatan Sanggar Wayang Wawan Sondakan.
Bima wonda Bambang gagrak Sala dengan tafsir Yogjan, yakni paha belum memakai porong Nagaraja.

.

.

(2 d)

Wrekudara wanda Sanggem karya Satina Manteb.
Menurut keterangan Mas Rudy WP, Werkudara Sanggem ini sebenarnya Bima wanda Mimis. Wujud yang semula kreasi Ki Ganda Dharman ini kelihatan “siap melakukan apa saja di medan pertempuran”, oleh karenanya disebut “sanggem”, arti bebasnya “memenuhi kewajiban”… Foto by Hastangka

.

(3)

Bima di wayang orang., dari album foto di FB Wuku Wayang :
Tidak ada penjelasan wayang orang mana.

.

.

(4)

Laman e-wayang atau laman e-wayang di Facebook.

Sebuah laman yang menampilkan banyak gambar wayang yang dihasilkan dari teknologi digital / komputer.

.

.

.

Kampuh Poleng Bang Bintulu karya laman e-wayang.

Kampuh Poleng Bang Bintulu yang mempunyai 4 warna yaitu; merah, hitam, kuning dan putih. Yang merupakan simbol nafsu, amarah, alumah, supiah dan mutmainah. Disini menggambarkan bahwa Bima sudah mampu untuk mengendalikan nafsunya.

.

4 responses »

  1. koleksi yang sangat bagus,dimana sangat membantu bagi yang masih menyukai budaya wayang.tapi kelihatannya masih kurang misalnya cerita wayang purwo yang tua misalnya cerita prabu watu gunung

Leave a comment